Para Ulama terdahulu merasa senang ketika tertimpa musibah, karena memandang pahala yang yang didapat dari musibah tersebut.
Dari Anas bin Malik rodhiyallohu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Yang namanya sabar seharusnya dimulai ketika awal ditimpa musibah.” (HR. Bukhari no.1283)
Itulah sabar yang sebenarnya. Sabar yang sebenarnya bukanlah ketika telah mengeluh lebih dulu di awal musibah.
Ingatlah janji Allah,
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Sesungguhnya orang-orang yang bersabar, ganjaran bagi mereka adalah tanpa hisab (tak terhingga).” (QS. Az Zumar: 10).
=========
Di Balik Musibah, Pasti Ada Jalan Keluar
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. An Nasyr: 5)
Ayat ini pun diulang setelah itu,
إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. An Nasyr: 6)